Rabu, 19 Mei 2010

Lingkaran Perut Besar / Buncit rawan Diabetes


Obesitas memiliki andil dalam munculnya berbagai penyakit . Penelitian mengenai kegemukan terus dilakukan untuk membantu mereka yang punya berat badan berlebih. Salah satu penelitian yang dilakukan adalah mencari hubungan antara kegemukan pada peurut dengan sejumlah penyakit.

Ketua Perhimpunan Edukator Diabetes Indonesia , dokter Aris Wibudi menyebutkan bahwa lingkar perut yang besar merupakan peringatan adanya peningkatan resiko Diabetes Melitus atau yang didefinisikan sebagai kumpulan gejala terkait metabolisme karbohidrat , protein, dan lemak akibat gangguan fungsi insulin.

" Perempuan dengan lingkar perut lebih dari 88 cm dan laki laki lebih dari 99 cm harus hati hati karena sudah beresiko tinggi terkena diabetes melitus. " kata dokter Aris Wibudi dikutip Antar ( 13/5 ).

Kumpulan lemak pada perut orang yang mengalami obesitas sentral menyebabkan resistensi insulin , yakni kondisi ketika kemampuan hormon insulin untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan menekan poduksi glukosa hepatik dan menstimulasi pemanfaatan glukosa pada otot skelet dan jaringan adiposa menurun. " ini membuat pankreas terus menerus memproduksi insulin , sehingga mengakibatkan cidera insulin, tubuh tidak mampu mengeluarkan insulin sesuai kebutuhan. " kata dokter Aris

Kondisi tersebut akan membuat produksi gula pada hati tidak terkendali sehingga kadar gula dalam darah naik. Bila tidak dikendalikan itu bisa berkembang menjadi diabetes meletus yang oleh orang awam disebut dengan kencing manis. Penyakit diabetes yang disebabkan oleh resistensi tubuh terhadap efek insulin ( hormon yang diproduksi oleh sel beta pankreas ) disebut diabetes meletus tipe dua.

Kondisi ini mengakibatkan kadar gula dalam darah menjadi naik tak terkendali dan mengakibatkan konplikasi pada sejumlah organ , seperti jantung . tungkal bawah, otak, mata, ginjal dan jaringan syaraf. Penyakit ini biasanya di tandai dengan banyak kencing ( polyuria ), banyak minum ( polydipsia ), banyak makan ( polyphagia ) dan cepat lelah.

" Kalau tanda tanda ini sudah muncul, paling tidak kita sudah telat 6 tahun. Seharusnya ini bisa dicegah dengan mengenali atau menyadari faktor resikonya sejak dini. ", demikian ungkap dokter Aris.



Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar